Sekilas Dunia Persilatan

Jet Li yang pernah berperan sebagai seorang suami dari seorang wanita Jepang di dalam salah satu filmnya mengatakan bahwa "semua aliran beladiri itu sama baiknya, dengan segala ciri dan kelebihannya masing-masing, adapun kehebatannya ditentukan oleh seberapa besar sang pendekar itu menguasainya".

Pandangan Jet Li tersebut betapa sangat dihargai seorang master beladiri dari Jepang yang saat itu sedang ditugaskan agen pemerintah Jepang untuk membunuhnya melalui sebuah pertarungan. Beruntung, sang master adalah orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kejujuran sehingga beberapa pukulan telak yang dilepaskan Jet Li yang membuatnya terjatuh cukup baginya untuk mengakui kekalahannya. Jet Li memberikan penghormatan yang tinggi kepada sang master atas kehebatan ilmu beladiri dan kejujurannya. Kemudian keduanya berpisah dalam damai dan persaudaraan.

Jenis beladiri dari China dan Jepang memang telah diakui kehebatannya dan sangat terkenal di seluruh dunia sehingga kerapkali tampil dalam ajang pertandingan olah raga antar bangsa yang bergengsi. Bukan hanya itu di dunia hiburanpun Amerika tidak mau ketinggalan untuk "menjual" nama-nama besar para master beladiri tersebut.

Bruce Lee, Jacky Chan, Jet Li, Yakuza, Zatoichi, Tai Chi Master dan lain-lain adalah tokoh-tokoh/jenis-jenis film laga yang sudah tidak asing lagi di negeri kita. Dan terakhir yang cukup monumental adalah film laga dari China "Ip Man" dengan jurus Yong Chun (Wing Chun) nya yang aneh tapi mematikan. Dimainkan oleh aktor Donnie Yen. Cuplikan videonya bisa dilihat di http://www.youtube.com.

Keunikan dari jurus Yong Chun ini adalah posisi kuda-kudanya yang nyaris hampir berdiri tidak seperti layaknya jenis beladiri yang kita kenal dewasa ini di mana posisi kuda-kuda relatif cukup rendah dengan maksud menjaga keseimbangan dan kekokohan. Jurus Yong Chun pada posisi siap menerima seranganpun letak tangannya lebih mirip dengan Pencak Silat. Di mana telapak tangan terbuka; tidak mengepal.

Untuk pertarungan jarak dekat jurus Yong Chun memang hebat dan mematikan tapi apakah sama hebatnya untuk pertarungan jarak jauh dengan menggunakan alat seperti pedang misalnya? Tentu saja sama hebatnya, ingat kembali kata-kata Jet Li di atas. Sang master Yong Chun di film ini berulangkali mengalahkan jagoan dari utara yang sombong dan arogan yang berambisi mendirikan perguruan beladiri di daerah mereka tinggal sehingga bisa menjadi satu-satunya perguruan yang terbesar. Master Yong Chun telah mengalahkannya dengan mudah hanya dalam beberapa langkah saja, dengan menggunakan sebuah senjata dari kemoceng (pembersih debu dari bulu ayam) yang terpaksa digunakan untuk menghindari sabetan pedang sang jagoan yang sombong tadi.

Ah ... itu kan cuma film!. Sekalipun ini hanya sebuah film namun kejadiannya adalah nyata menurut beberapa sumber di internet. However, ada sebuah pelajaran berharga di sini bahwa kestabilan emosi dan penguasaan ilmu beladiri yang sempurna akan lebih unggul dan berhasil dalam memenangkan sebuah pertarungan.

Baiklah kita tinggalkan sejenak jenis-jenis beladiri impor tersebut. Sekarang, adakah jenis-jenis beladiri lokal yang juga bisa diandalkan di forum internasional? Tentu saja ada banyak jenis beladiri lokal yang bisa kita andalkan dan banggakan. Salah satunya adalah apa yang kita kenal dengan sebutan Pencak Silat.

Pencak Silat memiliki banyak sekali aliran dari mulai tanah Jawa, Sumatera, Kalimantan dan bahkan hingga ke negeri-negeri lainnya di Asia Tenggara seperti Philippine dan Thailand. Mereka memang berbeda gayanya tapi tetap ciri khas Pencak Silat tampak kentara dari posisi kuda-kuda dan telapak tangan yang senantiasa terbuka. Dan tentu saja model pakaian yang digunakannya.

Amerika dan Belanda menjadi daerah yang subur bagi penyebaran Pencak Silat yang berasal dari negeri ini. Perguruan Panglipur dan Mustika Kwitang adalah dua diantara nama-nama besar perguruan Pencak Silat Indonesia yang cukup populer di barat.

Bagaimana mungkin jurus-jurus Pencak Silat kita bisa sedemikian menarik di barat? Untuk menjawabnya lihatlah keindahan Jurus Tunggal yang dibawakan oleh seorang Srikandi dari Mustika Kwitang di http://www.youtube.com.

Jurus-jurusnya nyaris sempurna. Apalagi karena didukung oleh bentuk tubuh yang ngaruas (istilah Sunda).

Kembali kepada jenis-jenis beladiri impor ternyata beberapa aliran Pencak Silat Indonesia memiliki pertalian yang sangat kuat dengan beladiri asal China. Seperti misalnya Beksi dan Mustika Kwitang. Di mana para "jagoan" lokal saat itu telah bertemu dengan para pendekar yang berasal dari tanah besar (China). Yang pada akhirnya mereka menjadi rekan tanding satu sama lain dan sama-sama mengembangkan keilmuan yang baru hasil akulturasi dua budaya.

Adakah nama-nama besar yang berasal dari negeri ini sebagaimana hebatnya Bruce Lee, Jet Li, Jacky Chan, Donnie Yen dan lain-lain? Tentu saja. Para pendekar Pencak Silat tentu sudah mengenal dengan baik jurus-jurus Syahbandar (Sabandar, nama tempat di Cianjur), Kari dan Madi (Jagoan Betawi). Itulah sebenarnya nama-nama besar para pendekar lokal yang pernah ada yang kemudian diabadikan menjadi nama-nama jurus Pencak Silat sebagaimana yang kita kenal dewasa ini.

Bagaimana dengan Wiro Sableng si Pendekar Cunih Kampak Maut Naga Geni 212? Ini mitos, legenda atau hanya karangan belaka? Ah ... mungkin kita perlu menjambangi rumah gurunya dulu - Si nenek Sinto Gendeng atau sahabatnya si Tua Gila di bukit sana :).

Yang jelas di atas langit masih ada langit!.


Note:

Terimakasih kepada alm. Bastian Tito yang telah membuka wawasan budaya Silat Indonesia melalui buku-buku Wiro Sableng nya yang bermutu, renyah, segar dan kadang "menyebalkan" :).
Juga kepada MAN, pengarang buku komik Mandala dan Braja yang telah memberikan fondasi pengetahuan di masa kecilku bahwa Silat Indonesia memang patut dibanggakan
.